ASUHAN IBU NIFAS DENGAN BENDUNGAN ASI
1. Pengertian Pembendungan ASI
Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah
pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh
kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada
puting susu (Buku Obstetri Williams)
Keluhan ibu menurut Prawirohardjo, (2005) adalah
payudara bengkak, keras, panas dan nyeri. Penanganan sebaiknya dimulai selama
hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila
terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika),
kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga
sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol atau lynoral tablet 3 kali
sehari selama 2-3 hari untuk membendung sementara produksi ASI.
Kepenuhan fisiologis menurut Rustam (1998) adalah
sejak hari ketiga sampai hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara
normal dihasilkan, payudara menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis
dan dengan penghisapan yang efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh
tersebut pulih dengan cepat. Namun dapat berkembang menjadi bendungan. Pada
bendungan, payudara terisi sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran
vena limpatik tersumbat, aliran susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran
ASI dengan alveoli meingkat. Payudara menjadi bengkak, merah dan mengkilap.
Jadi dapat diambil kesimpulan perbedaan kepenuhan
fisiologis maupun bendungan ASI pada payudara adalah :
a. Payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras.
Tidak terlihat mengkilap. ASI biasanya mengalir dengan lancar dengan
kadang-kadang menetes keluar secara spontan.
b. Payudara yang terbendung membesar, membengkak dan
sangat nyeri. Payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri.
Payudara terlihat mengkilap dan puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak
mengalir dengan mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai bengkak berkurang.
2. Perawatan Payudara pada Masa Nifas Menurut Depkes, RI (1993) adalah
Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan minyak
lakukan pengurutan 3 macam cara :
a. Tempatkan kedua telapak tangan diantara ke 2
payudara kemudian urut keatas, terus kesamping, kebawah dan melintang
hingga tangan menyangga payudara, kemudian lepaskan tangan dari payudara.
b. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan
jari-jari tangan saling dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan
mengurut payudara dari pangkal ke arah puting, demikian pula payudara kanan.
c. Telapak tangan menopang payudara pada cara ke – 2
kemudian jari tangan kanan dikepalkan kemudian buku-buku jari tangan kanan
mengurut dari pangkal ke arah puting.
3. Terapi dan Pengobatan Menurut Prawirohardjo (2005) adalah
a. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
b. Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast
care
c. Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum
menyusui dan kompres dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri
d. Gunakan BH yang menopang
e. Berikan parasetamol 500 mg untuk mengurangi rasa
nyeri dan menurunkan panas.