Senin, 28 Mei 2012

POLIHIDRAMNION



Hidramnion atau poli hidramnion adalah suatu kondisi dimana terdapat keadaan dimana jumlah air ketuban melebihi dari batas normal. Untuk keadaan normal air ketuban berjumlah sebanyak antara 1-2 liter, sedangkan kasus hidramnion melebihi batas dari 2 liter yaitu antara 4-5 liter.Hidramnion ini adalah kebalikan dari oligo hidramnion yaitu kekurangan air ketuban.
Menurut dr. Hendra Gunawan Wijanarko, Sp.OG dari RSIA Hermina Pasteur, Bandung (2007) menjelaskan bahwa hidromnion terjadi karena :
a.       Prduksi air jernih berlebih
b.      Ada kelainan pada janin yang menyebabkan cairan ketuban menumpuk, yaitu hidrocefalus, atresia saluran cerna, kelainan ginjal dan saluran kencing congenital
c.        Ada sumbatan / penyempitan pada janin sehingga dia tidak bisa menelan air ketuban. Alhasil volume ketuban meningkat drastis
d.      Kehamilan kembar, karena adanya dua janin yang menghasilkan air seni
e.        Ada proses infeksi
f.        Ada hambatan pertumbuhan atau kecacatan yang menyangkut sistem syaraf pusat sehingga fungsi gerakan menelan mengalami kelumpuhan
g.       Ibu hamil mengalami diabetes yang tidak terkontrol
h.       Ketidak cocokan / inkompatibilitas rhesus
Tanda dan gejala polihidramnion adalah sebagai berikut :
Ø  Pembesaran uterus, lingkar abdomen dan tinggi fundus uteri jauh melebihi ukuran yang diperirakan untuk usia kehamilan
Ø  Dinding uterus tegang sehingga pada auskultasi bunyi detak jantung janin sulit atau tidak terdengar dan pada palpasi bagian kecil dan besar tubuh janin sulit ditentukan.
Ø  Ada thrill pada cairan uterus
Ø  Masalah-masalah mekanis. Apabila polihidramnion berat, akan timbul dispnea, edema pada vulva dan ekstremitas bawah; nyeri tekan pada punggung, abdomen dan paha; nyeri ulu hati, mual dan muntah
Ø  Letak janin sering berubah (letak janin tidak stabil) (Helen Varney, 2006: 634).

Terapi hidramnion dibagi dalam tiga fase (Taufan Nugroho, 2010: 8-9):
a.             Waktu hamil (di BKIA)
1)               Hidramnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan berikan terapi simptomatis.
2)               Pada hidramnion yang berat dengan keluhan-keluhan, harus dirawat di rumah sakit untuk istirahat sempurna.
a)            Berikan diet garam
b)            Obat-obatan yang dipakai adalah sedative dan obat dieresis
c)            Bila sesak hebat sekali disertai sianosis dan perut tegang, lakukan fungsi abdominal pada bawah umbilicus. Dalam satu hari dikeluarkan 500 cc perjam sampai keluhan berkurang
d)           Jika cairan dikeluarkan dikhawatirkan terjadi his dan solution placenta, apalagi bila anak belum viable.
e)            Komplikasi pungsi dapat berupa :
o   Timbul his
o   Trauma pada janin
o   Terkenanya rongga-rongga dalam perut oleh tusukan
o   Infeksi serta syok, bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah, umpamanya janin mengenai plasenta, maka pungsi harus dihentikan.

b.               Waktu partus
1)             Bila tidak ada hal-hal yang mendesak, maka sikap kita menunggu
2)             Bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan pungsi transvaginal melalui serviks bila sudah ada pembukaan. Dengan memakai jarum pungsi tusuklah ketuban pada beberapa tempat, lalu air ketuban akan keluar pelan-pelan.
3)             Bila sewaktu pemeriksaan dalam, ketuban tiba-tiba pecah, maka untuk menghalangi air ketuban mengalir keluar dengan deras, masukkan tinju ke dalam vagina sebagai tampon beberapa lama supaya air ketuban keluar pelan-pelan. Maksud semua ini adalah supaya tidak terjadi solution placenta, syok karena tiba-tiba perut menjadi kosong atau perdarahan post partum karena atonia uteri.

c.                Post partum
1)             Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum, jadi sebaiknya lakukan pemeriksaan golongan dan transfuse darah serta sediakan obat uterotronika.
2)             Untuk berjaga-jaga pasanglah infuse untuk pertolongan perdarahan post partum
3)             Jika perdarahan banyak, dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka untuk menghindari infeksi berikan antibiotika yang cukup.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar